"OM Swastiastu"
Selama tiga tahun kembalinya saya pada ajaran Dharma, saya belajar tentang bagaimana menempatkan toleransi dan fanatisme dalam porsi yang tepat, sesuai dengan yang Dharma ajarkan. Dengan posisi sedemikian rupa, saya dapat melihat Hindu dari kacamata luar, dan bisa pula melihat yang diluar dari kacamata Hindu. Sebagai manusia yang menolak ekslusifisme, saya tahu Hindu adalah agama yang dikenal memiliki toleransi yang sangat baik. Itu merupakan sebuah nilai lebih. Dan baru satu, dari begitu banyak nilai yang Hindu miliki. Tapi mengapa fakta yang saya temukan di lapangan ternyata malah masih begitu banyak umat Hindu yang masih malu-malu kucing bahkan tidak pede mengenai kekuatan karakternya sendiri? Toleransi tak lagi menjadi toleransi, melainkan hampir mengarah pada kerendah dirian dan ketidak acuhan agama. Sekarang, mari coba kita lihat kembali, supaya kita bisa berbenah.
Selama tiga tahun kembalinya saya pada ajaran Dharma, saya belajar tentang bagaimana menempatkan toleransi dan fanatisme dalam porsi yang tepat, sesuai dengan yang Dharma ajarkan. Dengan posisi sedemikian rupa, saya dapat melihat Hindu dari kacamata luar, dan bisa pula melihat yang diluar dari kacamata Hindu. Sebagai manusia yang menolak ekslusifisme, saya tahu Hindu adalah agama yang dikenal memiliki toleransi yang sangat baik. Itu merupakan sebuah nilai lebih. Dan baru satu, dari begitu banyak nilai yang Hindu miliki. Tapi mengapa fakta yang saya temukan di lapangan ternyata malah masih begitu banyak umat Hindu yang masih malu-malu kucing bahkan tidak pede mengenai kekuatan karakternya sendiri? Toleransi tak lagi menjadi toleransi, melainkan hampir mengarah pada kerendah dirian dan ketidak acuhan agama. Sekarang, mari coba kita lihat kembali, supaya kita bisa berbenah.