Hidup ini penuh dengan keajaiban. Keajaiban yang indah. Hanya saja, dalam banyak kejadian, indera kita sudah sedemikian tumpul untuk dapat mengenali keajaiban keajaiban yang sedang terjadi.
Pada usia 5 hingga 7 tahun, pertanyaan dan penolakanku pada situasi dan keadaan lingkungan yang kuhadapi sangat besar. Ibuku yang berasal dari Katolik, saudara ibuku yang masih Katolik, serta kakek – nenek ku dari ibu yang sudah meninggal saat ibuku masih kecil dan masih memeluh Katolik, sering menjadi pertanyaan bagiku. Mereka orang orang baik. Apakah mereka akan masuk surga? Tapi mereka bukan Islam.
Saat duduk di bangku SMA, aku punya teman dekat beragama Kristen. DIa sekeluarga orang baik. Setidaknya begitulah kesan yang kudapat. Bagaimana kalau mereka meninggal? Akankah mereka masuk neraka? Hal yang kurasa sangat tidak adil bagi orang sebaik mereka.
Ada lagi temanku yang lain. Ibunya tadinya Islam dan masuk Hindu (HINDU!!!) setelah menikah dengan ayahnya. Hindu??? Agama orang kuno dengan kain kebaya, memuja patung dan sesaji yang banyak dan tidak berguna. Informasi tentang Hindu hanya kuketahui dari informasi yang kudapat dari pelajaran di sekolah. Hanya secuil informasi (yang dalam banyak hal ternyata salah).
Dan masih banyak lagi pengalaman pengalaman pribadi yang sungguh menarik dan telah dikemas dalam buku ini. Yang menggiring penulisnya akhirnya memilih untuk menjadi Hindu.
Bacalah buku ini, agar anda tahu dan percaya tentang kisahnya.
Dari buku ini, anda akan memperoleh inspirasi keberanian dari seseorang yang tengah berkelana mencari jalan Sanathana Dharma, maupun bagi mereka yang sedang kebingungan saat tengah berada di jalan Sanathana Dharma.